-->

Contoh Lima Produk Life Cycle

Contoh Lima Produk Life Cycle

Siklus Produk FRISIAN FLAG

Ada 4 tahap dalam siklus produk :

1. Tahap Perkenalan

Frisian Flag pertama kali berdiri di tahun 1870-an ketika para peternak bergabung dalam koperasi peternak sapi perah di seluruh Belanda. Pada 1913, sekitar 30 koperasi memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri di Leeuwarden dan pabrik pengolahan susu yang bernama De Cooperatieve Condensfabriek Friesland (CCF) atau Pabrik Susu Kental Manis Friesland. Dikenal dengan nama Susu Bendera oleh masyarakat Indonesia, Frisian Flag telah memimpin industri susu nasional selama lebih dari 91 tahun sejak tahun 1922 di Indonesia. Tak heran jika Frisian Flag kini identik dengan susu dan pertumbuhan dari generasi ke generasi. Pada tahun 1969 pabrik Pasar Rebo mulai dibangun dan pada awal 1971, pabrik tersebut mulai memproduksi Susu Kental Manis untuk dipasarkan ke seluruh penjuru tanah air.

2. Tahap Pertumbuhan 

Pada tahun 1978 PT. FRISIAN FLAG memproduksi susu bubuk di Pasar Rebo pada tahun 1978. Tahun 1988 memproduksi susu pertumbuhan pertama di Indonesia. Susu pertumbuhan ini di produksi di Pasar Rebo Tahun 1991 memproduksi susu UHT di produksi di Ciracas

3. Tahap Kedewasaan

Tahun 1998 memproduksi kemasan sachet susu kental manis Frisian Flag. Kemasan sachet ini menjadi konsumsi paling banyak di Indonesia sampai saat ini. Tahun 2010 PT. FRISIAN FLAG mengubah logo FRISIAN FLAG dengan warna yang lebih cerah, dinamis serta tulisan FRISIAN FLAG yang lebih besar di dalam lambang bendera. Hal ini dilakukan FRISIAN FLAG karena FRISIAN FLAG selalu ingin mengikuti perkembangan jaman. Frisian Flag mulai melebarkan pemasarannya ke pulau Papua. Dan ternyata Frisian Flag di Papua penjualannya laku keras. Setelah 90 tahun tepatnya tahun 2012 Frisian Flag dan SEANUTS ( South East Asia Nutrition Survey) di luncurkan di Indonesia . Tahun 2013 Friso mulai di luncurkan di Indonesia. Tidak lama berselang tepatnya tahun 2014 FRISIAN FLAG mengganti kemasan baru berupa FF Suprima.

4. Tahap Penurunan

Sampai saat ini belum ada hal yang membuat PT FRISIAN FLAG INDONESIA mengalami kemunduran atau penurunan. Ada beberapa kebijakan yang di buat PT FRISIAN FLAG demi mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Kebijakan yang di lakukan PT FRISIAN FLAG
  •  Bekerja sama dengan sekolah di Indonesia untuk mensosialisasikan mengenai pemahan pentingnya nutrisi
  • Memberikan kesempatan untuk an
  • ak sekolah 
  • mengadakan kunjungan ke pabrik.
  •  Mendirikan 46 Posyandu di Jakarta Timur.

Siklus Hidup Ale-ale Jeruk


1.Tahap Perkenalan

Ale-ale jeruk adalah produk pertama dari PT. Tirta Alam Segar yang berdiri pada tahun 2006. Ale-ale jeruk launching pada awal tahun 2007 dengan menggunakan cup transparan dengan tujuan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produknya benar-benar higenis. Pada tahun pertama produk ini masuk ke pasar penjualannya masih sedikit dan distribusinya juga masih terbatas karena masyarakat belum banyak yang mengetahui produk ini. Disamping itu juga masih banyak dilakukan penelitian tentang produk maupun kemasannya. Promosi produk sangat agresif dilakukan melalui media masa (TV, Koran, Radio), Spanduk di pinggir-pinggir jalan, mobil yang di cat produk dan mengadakan / mengikuti event. Strategi yang digunakan oleh Wings dalam menjual produk ini adalah penetration, yaitu menjual produk dengan harga dibawah produk sejenis, kemudian menaikkan harga setelah mendapat banyak konsumen/diminati masyarakat. Pada tahap perkenalan ini berlangsung selama sekitar 1 tahun.

2.Tahap Pertumbuhan

Memasuki awal tahun 2008 Ale-ale jeruk sudah banyak diminati masyarakat dan mulai mempunyai konsumen setia. Distribusi dan penjualannya meningkat tajam sehingga laba yang didapatpun juga meningkat. Pada tahap pertumbuhan, promosi masih dilakukan tetapi tidak seagresrif seperti pada tahap perkenalan dan tujuan iklannya bukan lagi untuk mengenalkan produk tetapi untuk meyakinkan konsumen. Seiring dengan peningkatan penjualan, maka persainganpun mulai timbul, baik dari produk-produk yang terlebih dahulu beredar dipasar/merajai pasar maupun dari produk-produk yang baru masuk kepasaran. Strategi yang digunakan pada tahap ini adalah dengan meningkatkan kualitas produk, yaitu melalukan penelitian tentang rasa yang disukai masyarakat.

3.Tahap Kematangan

Tahap pergantian pertumbuhan ale-ale jeruk terjadi setiap musim hujan atau awal dan akhir tahun karena setiap musim hujan permintaan turun dan kembali naik ketika mulai berakhir musim hujan. Pada tahap kematangan Ale-ale jeruk berlangsung lebih lama dari tahap-tahap sebelumnya yaitu selama kurang lebih sekitar 2 tahun dari awal tahun 2009 sampai akhir tahun 2010. Pada tahun tersebut ale-ale jeruk mampu merajai pasaran minuman dalam cup. Mampu menggeser posisi “Frutung” dipasaran, bahkan tidak lama kemudian “Frutang” menghilang dari pasaran. Untuk mempertahankan posisi tersebut pihak produsen melakukan beberapa inovasi diantaranya merubah warna cup yang awalnya transparan dengan sedikit gambar buah menjadi cup putih dengan print warna yang lebih menarik, selain itu perusahaan mulai memproduksi ale-ale dengan varian baru yaitu strawberry dan apel fuji.

4. Tahap Penurunan

Akibat dari mengeluarkan varian baru dengan rasa apel fuji dan strawberry, maka selera konsumen mulai berubah. Konsumen lebih menyukai rasa apel fuji dan strawberry daripada rasa jeruk. Hal ini membuat penjualan ale-ale jeruk menurun drastis sehingga ale-ale rasa jeruk tidak mampu lagi bersaing dengan ale-ale rasa apel fuji dan strawberry. Menyadari keadaan tersebut, maka perusahaan tidak lagi fokus di ale-ale jeruk, perusahaan tidak berusaha membangkitkannya tetapi cenderung meninggalkannya, perusahaan hanya memproduksi jika ada permintaan. Sampai saat ini produk ale-ale jeruk masih beredar dipasaran tetapi sudah sangat jarang ditemui, berbeda dengan varian lain yang masih mudah ditemukan



Siklus Hidup Produk Sunsilk

1. Fase Perkenalan

Di Indonesia Sunsilk pertama kali diluncurkan pada tahun 1952. Produk keluaran unilever ini adalah salah satu produk shampoo (pencuci rambut) tertua di Indonesia. Pada saat pertama kali diluncurkan produk shampoo ini dikemas dengan botol kaca.

2.Fase Pertumbuhan

Dikarenakan beberapa faktor, produk ini kurang laku di pasar Masayarakat kurang berminat untuk menggunakan produk ini karena dinilai tidak efisien disebabkan oleh penggunaan botol kaca pada kemasannya. Maka dicarilah solusi bagi masalah ini dengan menggunakan botol rancangan Internasional yang dinilai lebih effisien, pada tahun 1970 sunsilk pun diluncurkan kembali bersamaan dengan diluncurkannya varian lemon. Pada tahun 1975 Sunsilk hitam (shampoo hitam pertama yang diperkenalkan di pasar) varian ini menjadi tulang punggung produk ini. Di tahun 1997 produk ini berkembang pesat dan membuat inovasi kembali dengan meluncurkan jajaran produk (5 varian) dengan menggunakan pendekatan varian ganda dan juga bentuk botol yang diperbaharui.

3.Fase Kematangan

Di tahun 2010 Sunsilk kembali melakukan revolusi dengan inovasinya di Industri Kecantikan Rambut. Sunsilk Bekerja Sama Dengan 7 Pakar Rambut Dunia Untuk menghasilkan Formulasi Terbaik Sunsilk Yang Menggabungkan Teknologi Tinggi Yang Dimiliki Sunsilk Dengan Ilmu Dan Pengalaman Dari Para Ahli Rambut Terkemuka Di Bidangnya. Dengan Pakar-pakar Rambut Yang memiliki Keahlian Di bidangnya Masing-Masing Untuk Mengatas Berbagai Permasalahan Rambut, Sunsilk Membawa Solusi Bagi Para Wanita Di dunia Yang menginginkan Penampilan yang Sempurna Dengan Rambut Yang Indah dan Bebas Masalah. Dengan kerjasama yang dihitung memakan biaya yang tidak sedikit ini, membuat sunsilk menjadi produk yang paling laku di pasaran.

4. Fase Penurunan

Sampai sekarang Sunsilk tetap menjadi produk yang di primadonakan konsumen. Belum terjadi penurunan penjualan yang signifikan di pasar Indonesia. Dengan kerjasama dengan 7 pakar rambut yang dilakukan sunsilk, mereka masih tetap menguasai pasar dalam waktu yang cukup lama dan masih mampu bersaing dengan produk shampoo lainnya.


Siklus HIdup Produk Nestle

1.Fase Perknelanan

Tahun 1971 Nestle resmi memulai usaha di Indonesia atas nama PT Food Specialities Indonesia. Nestle terkenal dengan produk yang dipasarkan yaitu susu kental manis.

2.Fase Pertumbuhan

Pada tahun 1972-1999 Nestle berhasil mengambil hati para konsumen dan bisa dikatakan bahwa pada saat itu produk Nestle menguasai pasar. Hingga akhirnya Nestle membuka 3 cabang yaitu pada tahun 1979, 1988, dan 1990.

3.Fase Kematangan

Akhirnya Nestle membuat inovasi pada produknya antara lain seperti nescafe, polo, fox. dan akhirnya membuka pabrik ke 4 nya yaitu pabrik yang menghasilkan MILO, Dancow dan Celerac

Nestle sangat sukses dalam mengambil hati konsumen di Indonesia, sehingga hampir semua produksinya sukses dan diminati oleh masyarakat di Indonesia. dan Nestle berhasil menentukan timing yang tepat dalam berinovasi pada produk-produknya. Hingga saat ini, Nestle masih sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia dan terus berkembang.


Siklus Hidup Produk Citra dari PT. Unilever

1.Tahap Perkenalan (Introduction)

Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi merek perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara keseluruhan. Selama 30 tahun, Citra sudah berevolusi dan melahirkan berbagai inovasi untuk menjaga komitmennya dalam memahami serta memenuhi kebutuhan wanita Indonesia yang menginginkan kulit cantik terawat yang sehat. 1984 – 1994 Citra pertama kali dikenal oleh wanita Indonesia pada tahun 1984.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Di awal kehadirannya, Citra cukup identik dengan kandungan Mangir, yang merupakan warisan dari rahasia kecantikan puteri keraton Jawa. Dengan berbagai varian produknya seperti sabun batang, cleansing foam, serta body lotion, Citra menjaga kelembaban kulit agar tetap halus,lembut, dan kuning langsat. 1995 – 2004 Pada masa ini, Citra mulai meremajakan diri dan menyasar pangsa pasar yang lebih muda. Kesan tradisional yang dahulu sangat melekat, mulai perlahan tergantikan sesuai perkembangan zaman. Dengan menghadirkan varian baru yang mengandung bengkoang, Citra mencerahkan kulit wanita Indonesia. 2005 – KINI Untuk memenuhi kebutuhan wanita Indonesia modern yang beragam, Citra menghadirkan formula baru yang terinspirasi dari rahasia kecantikan Asia. Kandungan seperti Beras Jepang, Royal Jelly Korea, Bubuk Mutiara Cina, Goji Berry, Teh Hijau Jepang, Rumput Laut Jepang dan Bunga Anggrek Korea yang secara turun temurun dipercaya dapet merawat kecantikan wanita, kini hadir dalam rangkaian perawatan Citra.

3. Tahap Pematangan/Pendewasaan (Maturity)

Berjalannya waktu diiringi perkembangan teknologi, produk Citra makin banyak pesaing dengan produk-produk serupa yang bermunculan di Indonesia. Akan tetapi produsen Citra mampu bertahan dengan selalu mengeluarkan produk yang lebih inovasi strategis yang berkaitan dengan konsumennya agar visi dan misi dapat terarah dengan baik

4. Tahap penurunan (Decline)

Pada tahap ini merupakan ancaman bagi produk Citra karena banyak pesaing yang memunculkan produknya dengan menyesuaikan perubahan kegiatan pesaing, seperti yang kita ketahui pada zaman sekarang ini banyak wanita yang bekerja dari pagi hingga malam. Sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk merawat dan memanjakan kulit disalon. Tentunya mereka harus mampu merawat kulitnya dengan baik, melalui cara/alternatif yang lain. Nah.. para pesaing ini memanfaatkan keadaan perubahan kegiatan tersebut dengan memunculkan produk yang mampu merawat kulit pada siang dan malam hari terutama kulit bagian wajah. Perubahan kegiatan ini sempat memundurkan produk Citra ini karena pada awalnya produk ini terkenal hanya pada hand and body lotion. Tetapi citra dapat mempertahankan nama produknya agar tetap dapat dikonsumsi oleh konsumen dengan mengeluarkan produk yang dapat digunakan pada area wajah bahkan bukan hanya wajah, tetapi Citra juga mengeluarkan banyak produk yang dapat digunakan diseluruh kulit tubuh wanita. Citra juga selalu melakukan inovasi pada setiap produknya

1 Response to "Contoh Lima Produk Life Cycle"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel